Punya Jurus Baru, BI Berhasil Tarik Pulang Devisa Ekspor Rp 2,6 T

Operasi moneter khusus Bank Indonesia untuk pencairan devisa hasil ekspor atau DHE sudah berjalan sejak awal bulan ini. Dalam waktu dua minggu, sembilan eksportir membawa pulang uangnya karena tertarik dengan tingginya suku bunga deposito yang ditawarkan bank sentral.

Operasi moneter khusus BI disebut DHE Valuta Asing Term Deposit atau DHE Forex TD. Melalui instrumen itu, dolar eksportir yang masuk ke rekening bank khusus akan diteruskan ke BI. Sementara itu, suku bunga yang ditawarkan lebih tinggi dari suku bunga normal deposito dalam negeri dan suku bunga deposito luar negeri.

“Progres transaksi mencapai US$ 173 juta (per 16 Maret),” kata Direktur Departemen Pengelolaan Moneter BI Ramdan Denny Prakoso dalam acara pelatihan jurnalis di Yogyakarta, Sabtu (18/3). Nilai ini setara dengan Rp. 2,6 triliun, dengan asumsi US$ 1 setara dengan Rp. 15.379.

Devisa yang masuk melalui enam bank yang ditunjuk sebagai peserta. Jumlah bank yang telah ditetapkan sebanyak 20 termasuk Himbara kecuali Bank BTN dan swasta nasional serta kantor cabang bank asing.

Sedangkan devisa yang dipulangkan berasal dari sembilan eksportir di sektor pertambangan dan perkebunan. Namun, angka tersebut masih jauh dari perkiraan BI sebelumnya yang menyebutkan ada 200 eksportir DHE yang akan membawa pulang dolarnya.

“Dengan selesainya masa konsolidasi, kita pasti melihat ke depan nilainya akan meningkat, jumlah bank peserta akan bertambah, begitu juga dengan eksportir,” ujar Denny.

Senjata baru BI untuk mendongkrak cadangan devisa diluncurkan setelah puncak booming kinerja ekspor tidak dibarengi dengan lonjakan kadev. Alhasil, BI memulai mata uang DHE TD sejak 1 Maret lalu dengan menawarkan kurs kompetitif agar eksportir tertarik membawa pulang dolarnya, bukan menyimpannya di negara tetangga.

Mekanismenya, bank hanya bertindak sebagai perantara yang mengantarkan DHE ke eksportir untuk kemudian masuk ke BI. Operasi moneter saat ini hanya berlaku untuk DHE yang berasal dari ekspor sumber daya alam (SDA).

BI memberikan ‘manisan’ kepada eksportir berupa bunga yang konon mampu bersaing dengan mancanegara. Denny mencontohkan, rata-rata suku bunga pada jendela transaksi 14 Maret misalnya, sebesar 4,608% untuk deposito dengan level lebih dari US$ 10 juta dan 4,58% untuk level kurang dari US$ 5 juta sebulan. penyanyi tenor. Itu lebih besar dari bank asing pada periode yang sama, yaitu antara 4,05%-4,46%.

Suku bunga diperoleh nasabah dari bank. Di sisi lain, bank juga diuntungkan dengan spread sekitar 10 bps atau 0,1% dari BI jika mengacu pada tanggal transaksi yang sama dengan contoh Denny sebelumnya.

Selain itu, Denny mengatakan operasi moneter disiapkan sebagai percontohan untuk menarik lebih banyak devisa ke dalam negeri. Oleh karena itu, instrumen ini hanya bersifat sementara seiring berkembangnya instrumen pasar valas domestik.

“BI berpandangan ke depan perlu dilakukan pengembangan instrumen di pasar valuta asing untuk menarik dana asing masuk ke pasar Indonesia. Pengembangannya tentu membutuhkan waktu,” ujar Denny.