Sri Mulyani Lebih Optimistis daripada IMF Dkk Lihat Ekonomi RI 2023

Sejumlah lembaga internasional menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini. Baru-baru ini, Dana Moneter Internasional (IMF) menurunkan perkiraannya menjadi 4,8% untuk Indonesia. Namun, pemerintah masih optimistis bisa mencapai sekitar 5%.

Menteri Keuangan Sri Mulyani memperkirakan pertumbuhan ekonomi tahun ini masih berada di kisaran 5%, berpotensi mendekati level target dalam APBN sebesar 5,3%.

“Walaupun downside risk masih kita kenali, namun upside-nya jauh lebih kuat,” ujarnya dalam konferensi pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), Selasa (31/1).

Meski ekspor mungkin melemah, Sri Mulyani mengatakan berbagai sumber pertumbuhan ekonomi dalam negeri masih sangat kuat. Konsumsi masih berpotensi meningkat menyusul pencabutan kebijakan PPKM sejak akhir tahun lalu. Langkah ini akan mendorong gerakan masyarakat yang lebih longgar.

Karena itu, dia memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada kuartal I tahun ini akan lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang justru meningkat 5,01% secara tahunan. Pertumbuhan lebih kuat karena tahun lalu ada omicron yang mengganggu pergerakan, sedangkan aktivitas tahun ini lebih longgar.

Tekanan harga juga terus menurun, terlihat dari inflasi yang terus menurun setelah mencapai puncaknya pada bulan pertama kenaikan harga BBM pada September lalu. Menurutnya, harga yang terkendali ini dapat mendorong konsumen untuk lebih optimis dalam mengkonsumsi.

“Kemudian kita akan mulai memasuki Ramadhan dan Hari Raya (kuartal kedua), artinya tahun ini diharapkan penuh dengan perayaan dan menciptakan momentum pemulihan ekonomi kita yang masih bertahan dengan baik, konsumsi pasti akan meningkat. ,” kata Sri Mulyani.

Tak hanya konsumsi, ia juga melihat investasi masih kuat tahun ini. Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan kredit masih mencapai 10%-12% tahun ini.

Dana Moneter Internasional atau IMF menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini sebesar 0,2 poin persentase dari perkiraan sebelumnya menjadi 4,8%. Revisi ke bawah terjadi pada saat prospek ekonomi dunia sebenarnya membaik, dengan China dan Amerika Serikat diperkirakan akan tumbuh lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya. Pertumbuhan tahun ini diperkirakan melambat dari tahun lalu sebesar 5,3%, namun akan rebound hingga di atas 5%.

Perkiraan terbaru IMF serupa dengan Bank Dunia dan Bank Pembangunan Asia (ADB) yang telah direvisi menjadi 4,8%. Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) bahkan memperkirakan pertumbuhan hanya 4,7%.